laskarhabsy.blogspot.com

Selasa, 03 November 2009

Sejarah KOputer


Sejarah komputer sudah dimulai sejak zaman dahulu kala. Sejak dahulu kala, proses pengolahan data telah dilakukan oleh manusia. Manusia juga menemukan alat-alat mekanik dan elektronik untuk membantu manusia dalam penghitungan dan pengolahan data supaya bisa mendapatkan hasil lebih cepat. Komputer yang kita temui saat ini adalah suatu evolusi panjang dari penemuan-penemuan manusia sejak dahulu kala berupa alat mekanik maupun elektronik

Saat ini komputer dan piranti pendukungnya telah masuk dalam setiap aspek kehidupan dan pekerjaan. Komputer yang ada sekarang memiliki kemampuan yang lebih dari sekedar perhitungan matematik biasa. Diantaranya adalah sistem komputer di kassa supermarket yang mampu membaca kode barang belanja, sentral telepon yang menangani jutaan panggilan dan komunikasi, jaringan komputer dan internet yang menghubungkan berbagai tempat di dunia.


Sejarah Komputer menurut periodenya adalah:

* Alat Hitung Tradisional dan Kalkulator Mekanik

* Komputer Generasi Pertama

* Komputer Generasi Kedua

* Komputer Generasi Ketiga

* Komputer Generasi Keempat

* Komputer Generasi Kelima



ALAT HITUNG TRADISIONAL dan KALKULATOR MEKANIKAbacus, yang muncul sekitar 5000 tahun yang lalu di Asia kecil dan masih digunakan di beberapa tempat hingga saat ini dapat dianggap sebagai awal mula mesin komputasi.Alat ini memungkinkan penggunanya untuk melakukan perhitungan menggunakan biji-bijian geser yang diatur pada sebuah rak. Para pedagang di masa itu menggunakan abacus untuk menghitung transaksi perdagangan. Seiring dengan munculnya pensil dan kertas, terutama di Eropa, abacus kehilangan popularitasnya


Setelah hampir 12 abad, muncul penemuan lain dalam hal mesin komputasi. Pada tahun 1642, Blaise Pascal (1623-1662), yang pada waktu itu berumur 18 tahun, menemukan apa yang ia sebut sebagai kalkulator roda numerik (numerical wheel calculator) untuk membantu ayahnya melakukan perhitungan pajak


Kotak persegi kuningan ini yang dinamakan Pascaline, menggunakan delapan roda putar bergerigi untuk menjumlahkan bilangan hingga delapan digit. Alat ini merupakan alat penghitung bilangan berbasis sepuluh. Kelemahan alat ini adalah hanya terbatas untuk melakukan penjumlahan


Tahun 1694, seorang matematikawan dan filsuf Jerman, Gottfred Wilhem von Leibniz (1646-1716) memperbaiki Pascaline dengan membuat mesin yang dapat mengalikan. Sama seperti pendahulunya, alat mekanik ini bekerja dengan menggunakan roda-roda gerigi. Dengan mempelajari catatan dan gambar-gambar yang dibuat oleh Pascal, Leibniz dapat menyempurnakan alatnya.


Barulah pada tahun 1820, kalkulator mekanik mulai populer. Charles Xavier Thomas de Colmar menemukan mesin yang dapat melakukan empat fungsi aritmatik dasar. Kalkulator mekanik Colmar, arithometer, mempresentasikan pendekatan yang lebih praktis dalam kalkulasi karena alat tersebut dapat melakukan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Dengan kemampuannya, arithometer banyak dipergunakan hingga masa Perang Dunia I. Bersama-sama dengan Pascal dan Leibniz, Colmar membantu membangun era komputasi mekanikal.


Awal mula komputer yang sebenarnya dibentuk oleh seorang profesor matematika Inggris, Charles Babbage (1791-1871). Tahun 1812, Babbage memperhatikan kesesuaian alam antara mesin mekanik dan matematika yaitu mesin mekanik sangat baik dalam mengerjakan tugas yang sama berulangkali tanpa kesalahan; sedang matematika membutuhkan repetisi sederhana dari suatu langkah-langkah tertenu. Masalah tersebut kemudain berkembang hingga menempatkan mesin mekanik sebagai alat untuk menjawab kebutuhan mekanik. Usaha Babbage yang pertama untuk menjawab masalah ini muncul pada tahun 1822 ketika ia mengusulkan suatu mesin untuk melakukanperhitungan persamaan differensial. Mesin tersebut dinamakan Mesin Differensial. Dengan menggunakan tenaga uap, mesin tersebut dapat menyimpan program dan dapat melakukan kalkulasi serta mencetak hasilnya secara otomatis.


Setelah bekerja dengan Mesin Differensial selama sepuluh tahun, Babbage tiba-tiba terinspirasi untuk memulai membuat komputer general-purpose yang pertama, yang disebut Analytical Engine. Asisten Babbage, Augusta Ada King (1815-1842) memiliki peran penting dalam pembuatan mesin ini. Ia membantu merevisi rencana, mencari pendanaan dari pemerintah Inggris, dan mengkomunikasikan spesifikasi Analytical Engine kepada publik. Selain itu, pemahaman Augusta yang baik tentang mesin ini memungkinkannya membuat instruksi untuk dimasukkan ke dalam mesin dan juga membuatnya menjadi programmer wanita yang pertama. Pada tahun 1980, Departemen Pertahanan Amerika Serikat menamakan sebuah bahasa pemrograman dengan nama ADA sebagai penghormatan kepadanya.


Mesin uap Babbage, walaupun tidak pernah selesai dikerjakan, tampak sangat primitif apabila dibandingkan dengan standar masa kini. Bagaimanapun juga, alat tersebut menggambarkan elemen dasar dari sebuah komputer modern dan juga mengungkapkan sebuah konsep penting. Terdiri dari sekitar 50.000 komponen, disain dasar dari Analytical Engine menggunakan kartu-kartu perforasi (berlubang-lubang) yang berisi instruksi operasi bagi mesin tersebut.


Pada 1889, Herman Hollerith (1860-1929) juga menerapkan prinsip kartu perforasi untuk melakukan penghitungan. Tugas pertamanya adalah menemukan cara yang lebih cepat untuk melakukan perhitungan bagi Biro Sensus Amerika Serikat. Sensus sebelumnya yang dilakukan di tahun 1880 membutuhkan waktu tujuh tahun untuk menyelesaikan perhitungan. Dengan berkembangnya populasi, Biro tersebut memperkirakan bahwa dibutuhkan waktu sepuluh tahun untuk menyelesaikan perhitungan sensus.


Hollerith menggunakan kartu perforasi untuk memasukkan data sensus yang kemudian diolah oleh alat tersebut secara mekanik. Sebuah kartu dapat menyimpan hingga 80 variabel. Dengan menggunakan alat tersebut, hasil sensus dapat diselesaikan dalam waktu enam minggu. Selain memiliki keuntungan dalam bidang kecepatan, kartu tersebut berfungsi sebagai media penyimpan data. Tingkat kesalahan perhitungan juga dapat ditekan secara drastis. Hollerith kemudian mengembangkan alat tersebut dan menjualnya ke masyarakat luas. Ia mendirikan Tabulating Machine Company pada tahun 1896 yang kemudian menjadi International Business Machine (1924) setelah mengalami beberapa kali merger. Perusahaan lain seperti Remington Rand and Burroghs juga memproduksi alat pembaca kartu perforasi untuk usaha bisnis. Kartu perforasi digunakan oleh kalangan bisnis dn pemerintahan untuk permrosesan data hingga tahun 1960.


Pada masa berikutnya, beberapa insinyur membuat penemuan baru lainnya. Vannevar Bush (18901974) membuat sebuah kalkulator untuk menyelesaikan persamaan differensial di tahun 1931. Mesin tersebut dapat menyelesaikan persamaan differensial kompleks yang selama ini dianggap rumit oleh kalangan akademisi. Mesin tersebut sangat besar dan berat karena ratusan gerigi dan poros yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan. Pada tahun 1903, John V. Atanasoff dan Clifford Berry mencoba membuat komputer elektrik yang menerapkan aljabar Boolean pada sirkuit elektrik. Pendekatan ini didasarkan pada hasil kerja George Boole (1815-1864) berupa sistem biner aljabar, yang menyatakan bahwa setiap persamaan matematik dapat dinyatakan sebagai benar atau salah. Dengan mengaplikasikan kondisi benar-salah ke dalam sirkuit listrik dalam bentuk terhubung-terputus, Atanasoff dan Berry membuat komputer elektrik pertama di tahun 1940. Namun proyek mereka terhenti karena kehilangan sumber pendanaan.


KOMPUTER GENERASI PERTAMA

Dengan terjadinya Perang Dunia Kedua, negara-negara yang terlibat dalam perang tersebut berusaha mengembangkan komputer untuk mengeksploitasi potensi strategis yang dimiliki komputer. Hal ini meningkatkan pendanaan pengembangan komputer serta mempercepat kemajuan teknik komputer. Pada tahun 1941, Konrad Zuse, seorang insinyur Jerman membangun sebuah komputer Z3, untuk mendisain pesawat terbang dan peluru kendali.


Pihak sekutu juga membuat kemajuan lain dalam pengembangan kekuatan komputer. Tahun 1943, pihak Inggris menyelesaikan komputer pemecah kode rahasia yang dinamakan Colossus untuk memecahkan kode-rahasia yang digunakan Jerman. Dampak pembuatan Colossus tidak terlalu mempengaruhi perkembangan industri komputer dikarenakan dua alasan. Pertama, colossus bukan merupakan komputer serbaguna general-purpose computer), ia hanya didisain untuk memecahkan kode rahasia. Kedua, keberadaan mesin ini dijaga kerahasiaannya hingga satu dekade setelah perang berakhir.


Usaha yang dilakukan oleh pihak Amerika pada saat itu menghasilkan suatu kemajuan lain. Howard H. Aiken (1900-1973), seorang insinyur Harvard yang bekerja dengan IBM, berhasil memproduksi kalkulator elektronik untuk US Navy. Kalkulator tersebut berukuran panjang setengah lapangan bola kaki dan memiliki rentang kabel sepanjang 500 mil. The Harvd-IBM Automatic Sequence Controlled Calculator, atau Mark I, merupakan komputer relai elektronik. Ia menggunakan sinyal elektromagnetik untuk menggerakkan komponen mekanik. Mesin tersebut beropreasi dengan lambat (ia membutuhkan 3-5 detik untuk setiap perhitungan) dan tidak fleksibel (urutan kalkulasi tidak dapat diubah). Kalkulator tersebut dapat melakukan perhitungan aritmatik dasar dan persamaan yang lebih kompleks.


Perkembangan komputer lain pada masa ini adalah Electronic Numerical Integrator and Computer (ENIAC), yang dibuat oleh kerjasama antara pemerintah Amerika Serikat dan University of Pennsylvania. Terdiri dari 18.000 tabung vakum, 70.000 resistor, dan 5 juta titik solder, komputer tersebut merupakan mesin yang sangat besar yang mengkonsumsi daya sebesar 160kW. Komputer ini dirancang oleh John Presper Eckert (1919-1995) dan John W. Mauchly (1907-1980), ENIAC merupakan komputer serbaguna (general purpose computer) yang bekerja 1000 kali lebih cepat dibandingkan Mark I.Pada pertengahan 1940-an, John von Neumann (1903-1957) bergabung dengan tim University of Pennsylvania dalam usha membangun konsep desin komputer yang hingga 40 tahun mendatang masih dipakai dalam teknik komputer.


Von Neumann mendesain Electronic Discrete Variable Automatic Computer(EDVAC) pada tahun 1945 dengan sebuah memori untuk menampung baik program ataupun data. Teknik ini memungkinkan komputer untuk berhenti pada suatu saat dan kemudian melanjutkan pekerjaannya kembali. Kunci utama arsitektur von Neumann adalah unit pemrosesan sentral (CPU), yang memungkinkan seluruh fungsi komputer untuk dikoordinasikan melalui satu sumber tunggal. Tahun 1951, UNIVAC I (Universal Automatic Computer I) yang dibuat oleh Remington Rand, menjadi komputer komersial pertama yang memanfaatkan model arsitektur von Neumann tersebut. Baik Badan Sensus Amerika Serikat dan General Electric memiliki UNIVAC. Salah satu hasil mengesankan yang dicapai oleh UNIVAC dalah keberhasilannya dalam memprediksi kemenangan Dwilight D. Eisenhower dalam pemilihan presiden tahun 1952.


Komputer Generasi pertama dikarakteristik dengan fakta bahwa instruksi operasi dibuat secara spesifik untuk suatu tugas tertentu. Setiap komputer memiliki program kode-biner yang berbeda yang disebut "bahasa mesin" (machine language). Hal ini menyebabkan komputer sulit untuk diprogram dan membatasi kecepatannya. Ciri lain komputer generasi pertama adalah penggunaan tube vakum (yang membuat komputer pada masa tersebut berukuran sangat besar) dan silinder magnetik untuk penyimpanan data.


KOMPUTER GENERASI KEDUA

Pada tahun 1948, penemuan transistor sangat mempengaruhi perkembangan komputer. Transistor menggantikan tube vakum di televisi, radio, dan komputer. Akibatnya, ukuran mesin-mesin elektrik berkurang drastis. Transistor mulai digunakan di dalam komputer mulai pada tahun 1956. Penemuan lain yang berupa pengembangan memori inti-magnetik membantu pengembangan komputer generasi kedua yang lebih kecil, lebih cepat, lebih dapat diandalkan, dan lebih hemat energi dibanding para pendahulunya. Mesin pertama yang memanfaatkan teknologi baru ini adalah superkomputer. IBM membuat superkomputer bernama Stretch, dan Sprery-Rand membuat komputer bernama LARC. Komputer-komputer ini, yang dikembangkan untuk laboratorium energi atom, dapat menangani sejumlah besar data, sebuah kemampuan yang sangat dibutuhkan oleh peneliti atom. Mesin tersebut sangat mahal dan cenderung terlalu kompleks untuk kebutuhan komputasi bisnis, sehingga membatasi kepopulerannya. Hanya ada dua LARC yang pernah dipasang dan digunakan: satu di Lawrence Radiation Labs di Livermore, California, dan yang lainnya di US Navy Research and Development Center di Washington D.C. Komputer generasi kedua menggantikan bahasa mesin dengan bahasa assembly. Bahasa assembly adalah bahasa yang menggunakan singkatan-singkatan untuk menggantikan kode biner.


Pada awal 1960-an, mulai bermunculan komputer generasi kedua yang sukses di bidang bisnis, di universitas, dan di pemerintahan. Komputer-komputer generasi kedua ini merupakan komputer yang sepenuhnya menggunakan transistor. Mereka juga memiliki komponen-komponen yang dapat diasosiasikan dengan komputer pada saat ini: printer, penyimpanan dalam disket, memory, sistem operasi, dan program. Salah satu contoh penting komputer pada masa ini adalah IBM 1401 yang diterima secara luas di kalangan industri. Pada tahun 1965, hampir seluruh bisnis-bisnis besar menggunakan komputer generasi kedua untuk memproses informasi keuangan.


Program yang tersimpan di dalam komputer dan bahasa pemrograman yang ada di dalamnya memberikan fleksibilitas kepada komputer. Fleksibilitas ini meningkatkan kinerja dengan harga yang pantas bagi penggunaan bisnis. Dengan konsep ini, komputer dapat mencetak faktur pembelian konsumen dan kemudian menjalankan desain produk atau menghitung daftar gaji. Beberapa bahasa pemrograman mulai bermunculan pada saat itu. Bahasa pemrograman Common Business-Oriented Language (COBOL) dan Formula Translator (FORTRAN) mulai umum digunakan. Bahasa pemrograman ini menggantikan kode mesin yang rumit dengan kata-kata, kalimat, dan formula matematika yang lebih mudah dipahami oleh manusia. Hal ini memudahkan seseorang untuk memprogram dan mengatur komputer. Berbagai macam karir baru bermunculan (programmer, analyst, dan ahli sistem komputer). Industri piranti lunak juga mulai bermunculan dan berkembang pada masa komputer generasi kedua ini.


KOMPUTER GENERASI KETIGA

Walaupun transistor dalam banyak hal mengungguli tube vakum, namun transistor menghasilkan panas yang cukup besar, yang dapat berpotensi merusak bagian-bagian internal komputer. Batu kuarsa (quartz rock) menghilangkan masalah ini. Jack Kilby, seorang insinyur di Texas Instrument, mengembangkan sirkuit terintegrasi (IC: integrated circuit) di tahun 1958. IC mengkombinasikan tiga komponen elektronik dalam sebuah piringan silikon kecil yang terbuat dari pasir kuarsa. Para ilmuwan kemudian berhasil memasukkan lebih banyak komponen-komponen ke dalam suatu chip tunggal yang disebut semikonduktor. Hasilnya, komputer menjadi semakin kecil karena komponen-komponen dapat dipadatkan dalam chip. Kemajuan komputer generasi ketiga lainnya adalah penggunaan sistem operasi (operating system) yang memungkinkan mesin untuk menjalankan berbagai program yang berbeda secara serentak dengan sebuah program utama yang memonitor dan mengkoordinasi memori komputer.


KOMPUTER GENERASI KEEMPAT

Setelah IC, tujuan pengembangan menjadi lebih jelas yaitu mengecilkan ukuran sirkuit dan komponen-komponen elektrik. Large Scale Integration (LSI) dapat memuat ratusan komponen dalam sebuah chip. Pada tahun 1980-an, Very Large Scale Integration (VLSI) memuat ribuan komponen dalam sebuah chip tunggal.Ultra-Large Scale Integration (ULSI) meningkatkan jumlah tersebut menjadi jutaan. Kemampuan untuk memasang sedemikian banyak komponen dalam suatu keping yang berukuran setengah keping uang logam mendorong turunnya harga dan ukuran komputer. Hal tersebut juga meningkatkan daya kerja, efisiensi dan kehandalan komputer. Chip Intel 4004 yang dibuat pada tahun 1971 membawa kemajuan pada IC dengan meletakkan seluruh komponen dari sebuah komputer (central processing unit, memori, dan kendali input/output) dalam sebuah chip yangsangat kecil. Sebelumnya, IC dibuat untuk mengerjakan suatu tugas tertentu yang spesifik. Sekarang, sebuah mikroprosesor dapat diproduksi dan kemudian diprogram untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkan. Tidak lama kemudian, setiap perangkat rumah tangga seperti microwave oven, televisi, dan mobil dengan electronic fuel injection dilengkapi dengan mikroprosesor.


Perkembangan yang demikian memungkinkan orang-orang biasa untuk menggunakan komputer biasa. Komputer tidak lagi menjadi dominasi perusahaan-perusahaan besar atau lembaga pemerintah. Pada pertengahan tahun 1970-an, perakit komputer menawarkan produk komputer mereka ke masyarakat umum. Komputer-komputer ini, yang disebut minikomputer, dijual dengan paket piranti lunak yang mudah digunakan oleh kalangan awam. Piranti lunak yang paling populer pada saat itu adalah program word processing dan spreadsheet. Pada awal 1980-an, video game seperti Atari 2600 menarik perhatian konsumen pada komputer rumahan yang lebih canggih dan dapat diprogram.Pada tahun 1981, IBM memperkenalkan penggunaan Personal Computer (PC) untuk penggunaan di rumah, kantor, dan sekolah. Jumlah PC yang digunakan melonjak dari 2 juta unit di tahun 1981 menjadi 5,5 juta unit di tahun 1982. Sepuluh tahun kemudian, 65 juta PC digunakan. Komputer melanjutkan evolusinya menuju ukuran yang lebih kecil, dari komputer yang berada di atas meja (desktop computer) menjadi komputer yang dapat dimasukkan ke dalam tas (laptop), atau bahkan komputer yang dapat digenggam (palmtop).


IBM PC bersaing dengan Apple Macintosh dalam memperebutkan pasar komputer. Apple Macintosh menjadi terkenal karena mempopulerkan sistem grafis pada komputernya, sementara saingannya masih menggunakan komputer yang berbasis teks. Macintosh juga mempopulerkan penggunaan piranti mouse.


Pada masa sekarang, kita mengenal perjalanan IBM compatible dengan pemakaian CPU: IBM PC/486, Pentium, Pentium II, Pentium III, Pentium IV (Serial dari CPU buatan Intel). Juga kita kenal AMD k6, Athlon, dsb. Ini semua masuk dalam golongan komputer generasi keempat. Seiring dengan menjamurnya penggunaan komputer di tempat kerja, cara-cara baru untuk menggali potensi terus dikembangkan. Seiring dengan bertambah kuatnya suatu komputer kecil, komputer-komputer tersebut dapat dihubungkan secara bersamaan dalam suatu jaringan untuk saling berbagi memori, piranti lunak, informasi, dan juga untuk dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Komputer jaringan memungkinkan komputer tunggal untuk membentuk kerjasama elektronik untuk menyelesaikan suatu proses tugas. Dengan menggunakan perkabelan langsung (disebut juga local area network, LAN), atau kabel telepon, jaringan ini dapat berkembang menjadi sangat besar.


KOMPUTER GENERASI KELIMA

Mendefinisikan komputer generasi kelima menjadi cukup sulit karena tahap ini masih sangat muda. Contoh imajinatif komputer generasi kelima adalah komputer fiksi HAL9000 dari novel karya Arthur C. Clarke berjudul 2001:Space Odyssey. HAL menampilkan seluruh fungsi yang diinginkan dari sebuah komputer generasi kelima. Dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence), HAL dapat cukup memiliki nalar untuk melakukan percapakan dengan manusia, menggunakan masukan visual, dan belajar dari pengalamannya sendiri.


Walaupun mungkin realisasi HAL9000 masih jauh dari kenyataan, banyak fungsi-fungsi yang dimilikinya sudah terwujud. Beberapa komputer dapat menerima instruksi secara lisan dan mampu meniru nalar manusia. Kemampuan untuk menterjemahkan bahasa asing juga menjadi mungkin. Fasilitas ini tampak sederhan. Namun fasilitas tersebut menjadi jauh lebih rumit dari yang diduga ketika programmer menyadari bahwa pengertian manusia sangat bergantung pada konteks dan pengertian daripada sekedar menterjemahkan kata-kata secara langsung.


Banyak kemajuan di bidang disain komputer dan teknologi semakin memungkinkan pembuatan komputer generasi kelima. Dua kemajuan rekayasa yang terutama adalah kemampuan pemrosesan paralel, yang akan menggantikan model von Neumann. Model von Neumann akan digantikan dengan sistem yang mampu mengkoordinasikan banyak CPU untuk bekerja secara serempak. Kemajuan lain adalah teknologi superkonduktor yang memungkinkan aliran elektrik tanpa ada hambatan apapun, yang nantinya dapat mempercepat kecepatan informasi.


Jepang adalah negara yang terkenal dalam sosialisasi jargon dan proyek komputer generasi kelima. Lembaga ICOT (Institute for new Computer Technology) juga dibentuk untuk merealisasikannya. Banyak kabar yang menyatakan bahwa proyek ini telah gagal, namun beberapa informasi lain bahwa keberhasilan proyek komputer generasi kelima ini akan membawa perubahan baru paradigma komputerisasi di dunia. Kita tunggu informasi mana yang lebih valid dan membuahkan hasil.

Senin, 07 September 2009

Bandara Tjilik Riwut Lumpuh


Kabut asap yang semakin tebal di Palangkaraya semakin tebal dan sangat mengganggu aktifitas warga terlebih lagi penerbangan. bahkan karena kabut asap yang semakin tebal bandara Tjilik Riwut terpaksa membatalkan penerbangan. hal ini membuat banyak penumpang menumpuk di bandara.
kepala bandara Tjilik Riwut, Jamaludin Hasibuan mengatakan bahwa pihaknya telah mendapat informasi tentang pembatalan penerbangan. pertamanya maskapai sriwijaya Air, kemudian Garuda Indonesia dan batavia Air. pembatalan penerbangan itu dilakukan untuk keselamatan penumpang.
kabut yang semakin tebal juga mebuat jarak pandang semakin berkurang.
pada pukul 07.00-08.00 WIB hanya 50 m (meter), 09.00WIB meningkat menjadi 200 m
, 10.00 WIB menjadi 300 m, dan pukul 11 menjadi 500 m.
semakin siang kabut asap semakin menipis, tetapi pada sore hari sampai senja kabut kembali tebal.
palangkaraya. senin, 7 sep 2009

Jumat, 13 Maret 2009

Papa Memaksaku Masuk Islam

aku terlahir dari orang tua yg beda,keyakinan Mamaku seorang khatolik,sedangkan papa sendiri beragama islam.Papaku seorang pelayar.Beliau lebih bayak menghabiskan hari-harinya dengan berlayar mengarungi samudra.Pertemuanku dengan papaku pun sangat jarang sekali,bisa enam bulan atau bahkan sampai setahun sekali.

Masa kecilku lebih banyakku habiskan bersama mama.Sosok mama kala itu benar-benar ku anggap sebagai seorang panutan.Maka tak heran kalau aku pun sering melakukan ritual-ritual agama yang kala itu dianut mama,seperti pergi kegereja,bersekolah disekolh milik yayasan khatolik dan aneka ritual khatolik lainnya.

Namun,saat papa sedang ada dirumah mama yang entah kenapa karena takut atau hormat kepada papa,mau tak mau harus menjalankn ajaran islam seperti sholat berjama'ah,puasa,dan belajar mengaji al-qur'an.Begitu inginnya papa melihat seluruh anggota keluarganya jadi muslim,sampai-sampai beliau melakukan pemaksaan.

Ada yang lucu saat aku menjalankan sholat berjama'ah bersama papa.Aku yang saat itu belum hafal bacaan sholat hanya komat-komit melafazkan doa-doa yang ku pelajari disekolah.Ketika papa mengucapkan "Allahu akhbar",aku yang berada dibelakangnya malah membaca doa kepada tuhan yesus.

PERCERAIAN ORANG tua MEMBUATKU LIAR

ketika aku kelas 5 SD,kedua orang tuaku bercerai.Alasan utama mereka bercerai antara lain karena mereka sama-sama kukuh dengan agama masing-masing.Sehingga tak bisa lagi mempertahankan mahligai pernikahan yang pernah mereka bina dahulu.Aku yang kala itu belum ngerti ap itu bercerai,hanya bisa menerima dengan semua keputusan orang tua ku itu.

Selama setahun proses perceraian itu,papa yang harus berlayar dan menitipkanku ke mbak Sukidah,pembantu yang sudah kami anggap keluarga sendiri.Aku ditinggal sendiri dilampung karena aku sudah tidak bisa lagi bolos sekolah.Aku yang kala itu kelas 5 SD garus benar-benar mempersiapkan diriku untuk menghadapi ebtanas.Aku tidak pernah lagi pergi ke gereja,begitu pun dengan sholat.Aku marah kepada tuhan,kenapa dia mmemberiku cobaan seberat itu disaat usiaku masih belia.

Setahun kemudian aku diasuh oleh bulik(adik papa).Sebenarnya tujuan papa menitipkan kepada bulik supaya aku menjadi anak yang baik.Kebetulan juga bulik itu termasuk orang yang taat beragama.Tapi sayang,hatiku sepertinya masih tertutup kala itu.Gaya berpakaian dan gaulku benar-benar sudah seperti metropolis.Aku jadi senang memakai tank top dan rok sekolahpun ku bikin super mini.Rambutku yang semula panjang,ku babat abis seperti cowok.Anting yang menjulang keatas menjadi aksesoris harianku.Akupun jadi doyan nongkrong dimall.Berantem sama cowok,hhmmm,....Itu sudah menjadi bagian dari hari-hariku.

DUKUNGAN SAERANS DAN BELAJAR MENGAJI

Melihat tidak adanya perubahan pada diriku,selama diasuh bulik,papapun kemudian memindahkan ku kekutoarjo,purworejo.Disana aku dititipkan papa kepada mbak(orang tua papa). Tak tanggung-tanggung lagi.Beliau langsung memasukkan ku keSMP muhammadiyah.Aku tak terima itu,tapi sepertinya papa tidak peduli sama sekali.

Hari-hari pertamaku dimuhammadiyah ku lalaui dengan berat hati.Sungguh,aku tak mau masuk kesana.Dari pada aku harus bersekolah dimuhammadiyah.Lebih baik aku kembali kesekolahku dijakarta ataupun masuk kesekolah khatolik.Tapi Allah memiliki rencana lain untukku.Ternyata disekolah yang kubenci itulah aku temukan hidayahnya.

Semua itu berawal dari peraturan sekolah yang ketat.Kala itu setiap siswa diwajibkan untuk menghafal bacaan sholat beserta artinya.Setiap harinya sebelum memulai pelajaran.Wali kelas menunjuk seorang siswa untuk maju kedepan dan membacakan bacaan sholat.Dan entah mengapa,aku yang paling sering ditunjuk.Mungkin karena guru-guruku telah mengetahui latar belakang diriku yang sesungguhnya jadi sudah bisa ditebak kalau aku selalu kena setrap karena tak hafal bacaan sholat.

Berbagai upaya kukerahkan agar aku bisa hafal bacaan sholat.Aku mulai membuat catatan bacaan sholat kedalam huruf latin.Disetiap kali aku sholat,catatan itu sengaja kuletakkan diatas sajadah.Sebagai bahan contekan.Kalau selama ini aku mengerjakan sholat berdasarkan mood aliah masih bolong-boloog.Tapi sejak saat itu aku mulai sholat lima waktu.Ketertarikanku akan islam juga semakin kuat.Aku banyak belajar islam dari sekolah,buku-buku dan juga dari teman-temanku diSAERANS.

MEMUTUSKAN BERJILBB

Aku mulai tertarik untuk berjilbab ketika menemukan sebuah buku lama diperpustakaan sekolahku.Buku yang judulnya ayat-ayat Allah yang terlupakan benar-benar membuatku terenguh.Dalam salah satu babnya,buku itu membahas soal jilbab dan ada satu hadist dibuku it yang menyatakan,"Tidak akan diterima puasa dan sholatnya seorang wanita yang tidak menutup aurat".Aku tertegun,saat itu aku berasumsi bahwa sholat selama itu berarti tidak diterima oleh Allah swt.Karena aku belum berjilbab.Akupun menjadi takut dibuatnya.Tapi kini aku paham maksud dari hadist tersebut.

Karena masuk SMA Resmilah aku berjilbab,meski awalnya papa sempat meragukan niatku.Tidak ada yang protes dengan keputusanku itu,termasuk teman-temanku SAERANS.Melihat jilbabku yang panjang,papa sama sekali tidak prntes yang penting bagi beliau adalah aku tidak tampil seksi.Adik laki-lakiku memang sempat kaget ketika melihatku berjilbab panjang.

Ada satu hal yang paling membuatku bahagia.Sepanjang hidupku ini yaitu ketika aku berulang tahun yang ke-17,mamaku menelpon dan mengabarkan kalau bela kini benar-benar telah menjadi muslim.Subhanallah!Hidayah Allah itu memang mahal dan hanya diberikan kepada orang-orang yang dikehendakinya.
Wassalam.

Cara Membuat Text Logo Sendiri

Jika anda ingin membuat logo untuk berbagai macam keperluan secara gratis tanpa dipungut bayaran sepeser pun anda bisa menggunakan layanan dari cooltext. Dengan cooltext anda bisa menciptakan sendiri dengan cepat dan mudah gambar logo tulisan tanpa harus download software atau pun memerlukan keahlian khusus untuk menggunakannya. Yang harus anda lakukan hanya masuk ke situs cooltext dan ikuti petunjuk yang diberikan di situs websitenya. Panduan langkah dan tahapan membuat gambar logo tulisan melalui internet online : 1. Masuk ke situs website cootext di www.cooltext.com lalu pilih desain logo dasar yang ingin anda edit sesuai selera anda. Ada banyak pilihan jenis logo standar yang bisa anda gunakan secara gratis.
2. Pilih-pilih konfigurasi logo anda dengan merubah settingan pada jenis huruf, besar kecil huruf, warna dasar, warna background, efek hurup, jenis file keluaran / output, warna-warna, dan lain sebagainya. Cooltext menggunakan standar warna RGB atau red green blue. Rubah angka-angka pada kotak yang telah disediakan untuk melihat kombinasi campuran warna rgb tadi.
3. Jika opsi-opsi yang anda pilih tadi sudah yakin maka selanjutnya anda bisa menggenerate render image untuk melihat gambar contoh hasil output. Umumnya anda akan antri untuk rendering image output anda jika saat itu ada orang lain yang secara bersamaan atau berbarengan dengan anda sedang render image.
4. Pilih edit this logo jika anda tidak puas dengan gambar hasil rendering gambar. Ulangi tahapan dan langkah nomor 1 samapai 3 hingga hasilnya dapat memuaskan anda melalui link “Edit this logo”.
5. Jika semua sudah pasti, maka anda harus mendownload image atau gambar yang anda generate tadi. Gambar yang telah dirender akan mnghilang jika tidak didownload dalam tempo kurang dari 1 (satu) jam / 60 menit kurang.

Sabtu, 31 Januari 2009

MENGENANG TUAN GURU H.M. ZAINI ABDUL GHANI AL-BANJARI

(Zuriat ke-6 Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari)

Alimul 'allamah Al 'Arif Billah Asy-Syekh H. Muhammad Zaini Abdul Ghani bin Al 'arif Billah Abdul Ghani bin H. Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin H. M. Sa'ad bin H. Abdullah bin 'Alimul 'allamah Mufti H. M. Khalid bin 'Alimul 'allamah Khalifah H. Hasanuddin bin Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (Guru Sekumpul), dilahirkan pada, malam Rabu 25 Muharram 1361 H (11 Februari 1942 M).
Nama kecil beliau adalah Qusyairi. Sejak kecil beliau sudah termasuk dari salah seorang yang mahfuzh, yaitu suatu keadaan yang sangat jarang sekali terjadi, kecuali bagi orang-orang yang sudah dipilih oleh Allah SWT.
Beliau adalah salah seorang anak yang mempunyai sifat-sifat dan pembawaan yang lain daripada anak-anak yang lainnya, di antaranya adalah bahwa beliau tidak pernah ihtilam.
'Alimul 'allamah Al Arif Billah Asy-Syekh H. Muhammad Zaini Abdul Ghani sejak kecil selalu berada di samping kedua orang tua dan nenek beliau yang benama Salbiyah. Beliau dididik dengan penuh kasih sayang dan disiplin dalam pendidikan, sehingga di masa kanak-kanak beliau sudah mulai ditanamkan pendidikan Tauhid dan Akhlaq oleh ayah dan nenek beliau. Beliau belajar membaca Alquran dengan nenek beliau. Dengan demikian guru pertama dalam bidang ilmu Tauhid dan Akhlaq adalah ayah dan nenek beliau sendiri.
Meskipun kehidupan kedua orang tua beliau dalam keadaan ekonomi yang sederhana, namun mereka selalu memperhatikan untuk turut membantu dan meringankan beban guru yang mengajar anak mereka membaca Alquran, sehingga setiap malamnya beliau selalu membawa bekal botol kecil yang berisi minyak tanah untuk diberikan kepada guru yang mengajar Alquran.
Dalam usia kurang lebih 7 tahun beliau sudah mulai belajar di madrasah (pesantren) Darussalam Martapura.
Guru-guru 'Alimul'allamah Al 'Arif Billah Asy-Syekh H. M. Zaini Abdul Ghani, antara lain adalah:
1. Di tingkat Ibtida adalah: Guru Abdul Mu'az, Guru Sulaiman, Guru Muh. Zein, Guru H. Abdul. Hamid Husin, Guru H. Mahalli, Guru H. Rafi'i, Guru Syahran, Guru H. Husin Dakhlan, Guru H. Salman Yusuf
2. Di tingkat Tsanawiyah adalah: 'Alimul Fadhil H. Sya'rani'Arif, 'Alimul Fadhil H, Husin Qadri, 'Alimul Fadhil H. Salilm Ma'ruf, 'Alimul Fadhil H. Seman Mulya, 'Alimul Fadhil H. Salman Jalil.
3. Guru di bidang Tajwid ialah: 'Alimul Fadhil H. Sya'rani 'Arif, 'Alimul Fadhil Al Hafizh H. Nashrun Thahir, 'Al-Alim H. Aini Kandangan.
4. Guru Khusus adalah: 'Alimul'allamah H. Muhammad Syarwani Abdan Bangil, 'Alimul'allamah Asy Syekh As Sayyid Muhammad Amin Qutby. Sanad sanad dalam berbagai bidang ilmu dan Thariqat, antara lain diterima dari:
Kyai Falak Bogor (Abah Falak), 'Alimul'allamah Asy-Syekh Muhammad Yasin Padang (Mekkah), 'Alimul'allamah Asy-Syekh Hasan Masysyath, 'Alimul'allamah Asy- Syekh Isma'il Yamani dan 'Alimul'allamah Asy-Syekh Abdul Qadir Al-Baar.
5. Guru pertama secara Ruhani ialah: 'Alimul 'allamah Ali Junaidi (Berau) bin 'Alimul Fadhil Qadhi H. Muhammad Amin bin 'Alimul 'allamah Mufti H. Jamaluddin bin Syekh Muhammad Arsyad, dan 'Alimul 'allamah H. Muhammad Syarwani Abdan (Bangil). Kemudian 'Alimullailamah H. Muhammad Syarwani Abdan menyerahkan kepada Kyai Falak Bogor dan seterusnya Kyai Falak menyerahkan kepada 'Alimul'allamah Asy-Syekh As-Sayyid Muhammad Amin Qutby, kemudian beliau menyerahkan kepada Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari yang selanjutnya langsung dipimpin oleh Rasulullah Saw. Atas petunjuk 'Alimul'allamah Ali Junaidi, beliau dianjurkan untuk belajar kepada 'Alimul Fadhil H. Muhammad (Gadung Rantau) bin 'Alimul Fadhil H. Salman Farisi bin 'Allimul'allamah Qadhi H. Mahmud bin Asiah binti Syekh Muhammad Arsyad, untuk mengenal masalah Nur Muhammad; maka dengan demikian di antara guru beliau tentang Nur Muhammad antara lain adalah 'Alimul Fadhil H. M. Muhammad tersebut di atas.
Dalam usia kurang lebih 10 tahun, sudah mendapat khususiat dan anugerah dari Tuhan berupa Kasyaf Hissi yaitu melihat dan mendengar apa-apa yang ada di dalam atau yang terdinding. Dan dalam usia itu pula beliau didatangi oleh seseorang bekas pemberontak yang sangat ditakuti masyarakat akan kejahatan dan kekejamannya. Kedatangan orang tersebut tentunya sangat mengejutkan keluarga di rumah beliau. Namun apa yang terjadi, laki-laki tersebut ternyata ketika melihat beliau langsung sungkem dan minta ampun serta memohon untuk dikontrol atau diperiksakan ilmunya yang telah ia amalkan, jika salah atau sesat minta dibetulkan dan diapun minta agar supaya ditobatkan.
Mendengar hal yang demikian beliau lalu masuk serta memberitahukan masalah orang tersebut kepada ayah dan keluarga, di dalam rumah, sepeninggal beliau masuk kedalam ternyata tamu tersebut tertidur. Setelah dia terjaga dari tidurnya maka diapun lalu diberi makan dan sementara tamu itu makan, beliau menemui ayah beliau dan menerangkan maksud dan tujuan kedatangan tamu tersebut. Maka kata ayah beliau tanyakan kepadanya apa saja ilmu yang dikajinya. Setelah selesai makan lalu beliau menanyakan kepada tamu tersebut sebagaimana yang dimaksud oleh ayah beliau dan jawabannva langsung beliau sampaikan kepada ayah beliau. Kemudian kata ayah beliau tanyakan apa lagi, maka jawabannyapun disampaikan beliau pula. Dan kata ayah beliau apa lagi, maka setelah berulang kali di tanyakan apa lagi ilmu yang ia miiki maka pada akhirnya ketika beliau hendak menyampaikan kepada tamu tersebut, maka tamu tersebut tatkala melihat beliau mendekat kepadanya langsung gemetar badannya dan menangis seraya minta tolong ditobatkan dengan harapan Tuhan mengampuni dosa-dosanya.
Pernah rumput-rumputan memberi salam kepada beliau dan menyebutkan manfaatnya untuk pengobatan dari beberapa penyakit, begitu pula batu-batuan dan besi. Namun kesemuanya itu tidaklah beliau perhatikan dan hal-hal yang demikian itu beliau anggap hanya merupakan ujian dan cobaan semata dari Allah SWT.
Dalam usia 14 tahun, atau tepatnya masih duduk di Kelas Satu Tsanawiyah, beliau telah dibukakan oleh Allah Swt atau futuh, tatkala membaca ayat: Wakanallahu syami’ul bashiir.
'Alimul'allamah Al-'Arif Billah Asy-Syekh H. M. Zaini Abdul Ghani, sejak kecilnya hidup di tengah keluarga yang shalih, maka sifat-sifat sabar, ridha, kitmanul mashaib, kasih sayang, pemurah dan tidak pemarah sudah tertanam dan tumbuh subur di jiwa beliau; sehingga apapun yang terjadi terhadap diri beliau tidak pernah mengeluh dan mengadu kepada orang tua, sekalipun beliau pernah dipukuli oleh orang-orang yang hasud dan dengki kepadanya. Beliau adalah seorang yang sangat mencintai para ulama dan orang orang yang shalih, hal ini tampak ketika beliau masih kecil, beliau selalu menunggu tempat tempat yang biasanya 'Alimul Fadhil H. Zainal Ilmi lewati pada hari-hari tertentu ketika hendak pergi ke Banjarmasin semata-mata hanya untuk bersalaman dan mencium tangan tuan Guru H. Zainal Ilmi.
Di masa remaja 'Alimul 'allamah Al 'Arif Billah Asy-Syekh H. M Zaini Abdul Ghani pernah bertemu dalam rukyah (mimpi) dengan Saiyidina Hasan dan Saiyidina Husien (cucu Nabi Saw) yang keduanva masing-masing membawakan pakaian dan memasangkan kepada beliau lengkap dengan sorban dari lainnya. Dan beliau ketika itu diberi nama oleh keduanya dengan nama Zainal 'Abidin. Setelah dewasa, maka tampaklah kebesaran dan keutamaan beliau dalam berbagai hal dan banyak pula orang yang belajar. Para Habaib yang tua-tua, para ulama dan guru-guru yang pernah mengajari beliau, karena mereka mengetahui keadaan beliau yang sebenarnya dan sangat sayang serta hormat kepada beliau.
'Alimul 'allamah Al 'Arif Billah Asy-Syekh H. M. Zaini Abdul Ghani adalah seorang ulama yang menghimpun antara wasiat, thariqat dari haqiqat, dan beliau seorang yang hafazh Alquran beserta hafazh tafsirnya, yaitu tafsir Alquran Al-'Azhim lil-Imamain Al-Jalalain. Beliau seorang ulama yang masih termasuk keturunan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari dan menghidupkan kembali ilmu dan amalan-amalan serta thariqat yang diamalkan oleh Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. Karena itu majelis pengajian beliau, baik majelis ta’lim maupun majelis 'amaliyahnya di Komplek Raudah Sekumpul seperti majelis Syekh Abdul Kadir al-Jailani.
Sifat lemah lembut, kasih sayang, ramah tamah, sabar, dan pemurah sangatlah tampak pada diri beliau, sehingga beliau dikasihi dan disayangi oleh segenap lapisan masyarakat, sahabat dan anak murid. Kalau ada orang yang tidak senang melihat akan keadaan beliau dan menyerang dengan berbagai kritikan dan hasutan maka beliaupun tidak pernah membalasnya. Beliau hanya diam dan tidak ada reaksi apapun, karena beliau anggap mereka itu belum mengerti, bahkan tidak mengetahui serta tidak mau bertanya.
Tamu-tamu yang datang ke rumah beliau, pada umumnya selalu beliau berikan jamuan makan, apalagi pada hari-hari pengajian, seluruh murid murid yang mengikuti pengajian yang tidak kurang dari 3.000-an, kesemuanya diberikan jamuan makan. Sedangkan pada hari hari lainnya diberikan jamuan minuman dan roti.
Beliau adalah orang yang mempunyai prinsip dalam berjihad yang benar-benar mencerminkan apa apa yang terkandung dalam Alquran, misalnya beliau akan menghadiri suatu majelis yang sifatnya dakwah Islamiyah, atau membesarkan dan memuliakan syi'ar agama Islam. Sebelum beliau pergi ke tempat tersebut lebih dulu beliau turut menyumbangkan harta beliau untuk pelaksanaannya, kemudian baru beliau datang. Jadi benar-benar beliau berjihad dengan harta lebih dahulu, kemudian dengan anggota badan. Dengan demikian beliau benar-benar mengamalkan kandungan ayat Alquran yang berbunyi: Wajaahiduu bi'amwaaliku waanfusikum fii syabilillah.
'Alimul 'allamah Al 'Arif Billah Asy-Syekh H. M. Zaini Abdul Ghani adalah satu-satunya Ulama di Kalimantan, bahkan di Indonesia yang mendapat izin untuk mengijazahkan (bai’at) thariqat Sammaniyah, karena itu banyaklah yang datang kepada beliau untuk mengambil bai'at thariqat tersebut, bukan saja dari Kalimantan, bahkan dari pulau Jawa dan daerah lainnya.
'Alimul'allamah Al 'Arif Billah Asy Syekh H. M. Zaini Abdul Ghani dalam mengajar dan membimbing umat tidak mengenal lelah dan sakit. Meskipun dalam keadaan kurang sehat, selama masih mampu, beliau masih tetap mengajar dan memberi pengajian.
Dalam membina kesehatan para peserta pengajian dalam waktu-waktu tertentu beliau datangkan dokter spesialis untuk memberiikan penyuluhan kesehatan sebelum pengajian dimulai, seperti dokter spesialis jantung, paru paru, THT, mata, ginjal, penyakit dalam, serta dokter ahli penyakit menular dan lainnya. Dengan demikian beliau sangatlah memperhatikan kesehatan para peserta pengajian dan kesehatan lingkungan tempat pengajian.
Berbagai karomah (kelebihan) telah diberikan oleh Allah kepada beliau. Ketika beliau masih tinggal di Kampung Keraton (Martapura), biasanya setelah selesai pembacaan maulid, beliau duduk-duduk dengan beberapa orang yang masih belum pulang sambil bercerita tentang orang orang tua dulu yang isi cerita itu untuk dapat diambil pelajaran dalam meningkatkan amaliyah.
Tiba tiba beliau bercerita tentang buah rambutan, pada waktu itu masih belum musimnya; dengan tidak disadari dan diketaui oleh mereka yang hadir beliau mengacungkan tangannya kebelakang dan ternyata di tangan beliau terdapat sebiji buah rambutan yang masak, maka heranlah semua yang hadir melihat kejadian akan hal tersebut. Dan rambutan itupun langsung beliau makan.
Ketika beliau sedang menghadiri selamatan dan disuguhi jamuan oleh shahibul bait (tuan rumah) maka tampak ketika, itu makanan, tersebut hampir habis beliau makan, namun setelah piring tempat makanan itu diterima kembali oleh yang melayani beliau, sesudah dilihat, ternyata makanan yang tampak habis itu masih banyak bersisa dan seakan-akan tidak pernah dimakan oleh beliau.
Pada suatu musim kemarau yang panjang, di mana hujan sudah lama tidak turun sehingga sumur-sumur sudah hampir mengering, maka cemaslah masyarakat ketika itu dan mengharap agar hujan bisa segera turun. Melihat hal yang demikian banyak orang yang datang kepada beliau mohon minta doa beliau agar hujan segera turun, kemudian beliau lalu keluar rumah dan menuju pohon pisang yang masih berada di dekat rumah beliau waktu itu, maka beliau goyang-goyangkanlah pohon pisang tersebut dan ternyata tidak lama kemudian, hujanpun turun dengan derasnya.
Ketika pelaksanaan Haul Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari yang ke 189 di Dalam pagar Martapura, kebetulan pada masa itu sedang musim hujan sehingga membanjiri jalanan yang akan dilalui oleh 'Alimul 'allamah Al 'Arif Billah Asy-Syeikh H. M. Zaini Abdul Ghani menuju ke tempat pelaksanaan haul tersebut. Keadaan itu sempat mencemaskan panitia pelaksana haul tersebut, namun dan tidak disangka sejak pagi harinya jalanan yang akan dilalui oleh beliau yang masih digenangi air sudah kering, sehingga dengan mudahnya beliau dan rombongan melewati jalanan tersebut; dan setelah keesokan harinya jalanan itupun kembali digenangi air sampai beberapa hari kemudian.
Banyak orang orang yang menderita sakit seperti sakit ginjal, usus yang membusuk, anak yang tertelan peniti, ibu yang sedang hamil dan bayinya jungkir (sungsang) serta meninggal dalam kandungan, di mana semua kasus ini menurut keterangan dokter harus dioperasi. Namun keluarga sisakit kemudian pergi minta didoakan oleh 'Allimul'allamah 'Arif Billah Asy Syekh H. M. Zaini Abdul Ghani. Dengan air yang beliau berikan kesemuanya dapat tertolong dan sembuh tanpa dioperasi.
Demikianlah di antara karamah dan kekuasaan Tuhan yang ditunjukkan kepada diri seorang hamba yang dikasihi-Nya.
Sebelum wafat, Tuan Guru H.M. Zaini Abdul Ghani telah menulis beberapa buah kitab, antara lain:
- Risalah Mubaraqah.
- Manaqib Asy-Syekh As-Sayyid Muharnmad bin Abdul Karim Al-Qadiri Al-Hasani As-Samman Al-Madani.
- Ar-Risalatun Nuraniyah fi Syarhit Tawassulatis Sammaniyah.
- Nubdzatun fi Manaqibil Imamil Masyhur bil Ustadzil a'zham Muhammad bin Ali Ba'alawy.
Beliau juga sempat memberikan beberapa pesan kepada seluruh masyarakat Islam, yakni:
1. Menghormati ulama dan orang tua
2. Baik sangka terhadap muslimin
3. Murah hati
4. Murah harta
5. Manis muka
6. Jangan menyakiti orang lain
7. Mengampunkan kesalahan orang lain
8. Jangan bermusuh-musuhan
9. Jangan tamak atau serakah
10.Berpegang kepada Allah, pada kabul segala hajat
11.Yakin keselamatan itu pada kebenaran.
Setelah sempat dirawat selama lebih kurang 10 hari di rumah sakit Mount Elizabeth Singapura, karena penyakit ginjal yang beliau derita, pada hari Rabu, 5 Rajab 1426 H bertepatan dengan 10 Agustus 2005, beliau pun kembali menghadap Allah SWT. Innalillahi wa Inna Ilaihi Raaji’un, telah diangkat oleh Allah SWT ilmu melalui kewafatan seorang ulama.
Seluruh masyarakat Kalimantan merasa kehilangan seorang Tuan Guru yang menjadi panutan, penerang, dan penyuluh kehidupan umat. Kini umat Islam di Martapura dan Kalimantan Selatan umumnya, menantikan kembali, hadirnya generasi baru –ulama panutan– yang akan menggantikan atau paling tidak memiliki kharisma dan ilmu sebagaimana yang dimiliki oleh Guru Sekumpul, untuk memimpin dan membimbing umat menuju kedamaian di bawah ridha Allah SWT.

Selasa, 27 Januari 2009

Pelanggaran Perjanjian Hudaibiyah Oleh Kaum Quraisy

Sebagaimana Anda ketahui, Rasul Allah saaw pernah menjalin perjanjian damai dengan kaum musyrikin Quraisy yang dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah. Isi terpenting dari perjanjian tersebut ialah bahwa kedua belah tidak akan saling memerangi baik langsung mapun tidak langsung.

Akan tetapi kaum Quraisy, melanggar perjanjian Hudaibiyah ini ketika mereka memasok kabilah Bani Bakr dengan senjata perang. Kaum Qureisy mendorong Bani Bakr dari suku Kinanah yang bersahabat dengannya ini untuk menyerang Khuza’ah yang bersahabat dengan muslimin. Maka Bani Bakr pun menyerang Bani Khuza’ah pada malam hari. Mereka membunuh sejumlah mereka dan menyandera sejumlah lainnya. Rasul Allah saaw mendengar tentang perbuatan Bani Bakr terhadap Bani Khuza’ah yang mendapat dukungan dari Qureisy. Rasul pun berjanji akan menolong Bani Khuza’ah.

Akan tetapi kaum Qureisy menyesali pelanggaran yang mereka lakukan, yaitu mempersenjatai Bani Bakr dan mendorongnya untuk memerangi Khuza’ah. Mereka pun mengirim salah seorang tokoh mereka yaitu Abu Sufyan ke Madinah untuk menjumpai Nabi saaw dan meminta maaf sekaligus menekankan komitmen mereka terhadap perjanjian damai yang telah mereka buat di Hudaibiyah. Mula-mula Abu Sufyan mendatangi rumah putrinya, Ummu Habibah, salah seorang istri Rasul Allah saaw.

Akan tetapi ia tidak mendapat penghormatan yang semestinya dari putrinya ini, melihat bahwa Abu Sufyan adalah seorang musyrik dan najis. Kemudian Abu Sufyan pergi langsung menemui Nabi saaw, dan berbicara kepada beliau tentang kemungkinan memperbarui pernajnian damai. Akan tetapi Rasul Allah saaw tidak memberikan jawaban apa pun kepadanya, yang menunjukkan bahwa beliau tidak menaruh perhatian kepada Abu Sufyan dan misi yang dibawanya.

Abu Sufyan masih belum berputus asa, dan pergi menemui beberapa sahabat Nabi saaw untuk menolongnya menyampiakan misi yang ia bawa kepada Nabi, yaitu membuat perjanjian damai baru. Akan tetapi para sahabat pun tidak memberikan jawaban. Kemudian Abu Sufyan pergi ke rumah Imam Ali dan Sayidah Fatimah as, menyampaikan permohonan agar mereka bersedia membantunya untuk berbicara dengan Rasul Allah saaw. Imam Ali as menjawab, “Demi Allah, Rasul Allah saaw telah mengambil keputusan dimana tak ada satu pun dari kami yang dapat memintanya untuk mengubah keputusan tersebut.”

Abu Sufyan pun menoleh kepada Sayidah Fatimah as, lalu meminta kepada beliau untuk berbicara kepada Nabi saaw dan menyampaikan permohonan maaf dari kaum musyrikin Qureisy. Akan tetapi Sayidah Fatimah pun dengan tegas menolak seraya mengatakan bahwa semua itu terpulang kepada keputusan Rasul Allah saaw sendiri.

Adapun Rasul Allah saaw, telah mengambil ketetapan dan memerintahkan mobilisasi umum dengan tujuan menaklukkan kota Makkah, benteng terkuat diantara benteng-benteng para penyembah berhala, dan menghancurkan pemerintahan kaum Qureisy yang zalim, yang selama ini merupakan kendala terbesar bagi kemajuan dan penyebaran ajaran Islam.

Doa Nabi saaw di hari-hari itu ialah permohonan kepada Allah swt agar membutakan mata orang-orang Qureisy sehingga tidak meliat kedatangan muslimin dan tidak mengetahui tujuan mereka. beliau berdoa demikian :

اللّهم خُذ على قريش أبصارهم فلا يروني إلاّبغتةً ولا يسمعون بي إلاّ فجأة

"Ya Allah cabutlah penglihatan orang-orang Qureisy sehingga mereka tidak akan melihat kedatanganku kecuali dalam keadaan tiba-tiba dan tidak mendengar rencanaku ini kecuali mendadak"

Di bulan Ramadlan tahun kedelapan, berkumpullah umat muslimin dalam jumah yang besar untuk berangkat menuju Makkah. Berbagai kabilah dan suku Arab yang telah menyatakan keislaman mereka juga turut serta. Diantara mereka yang ikut dalam rombongan fathu Makkah ini ialah, kaum Muhajirin 700 orang dengan tiga bendera ditambah 300 ekor kuda. Kaum Anshar 4000 orang dengan banyak bendera ditambah 700 ekor kuda. Kabilah Muzainah 1000 orang dengan dua bendera dan 100 ekor kuda. Kabilah Juhainah 800 orang dengan empat bendera dan 50 ekor kuda. Kabilah Bani Ka’ab 500 orang dengan tiga bendera. Selain mereka ikut pula sejumlah besar orang dari kabilah Ghifar, Asyja’ dan Bani Sulaim. Ibnu Hisyam, salah seorang penulis sejarah terkenal mengatakan bahwa muslimin yang ikut serta dalam Fathu Makkah mencapai 10.000 orang.

Hampir saja berita tentang kedatangan kaum muslimin ke Makkah ini sampai ke telinga orang-orang Makkah. Jibril as datang kepada Nabi saaw memberitakan bahwa ada seorang mata-mata di kalangan muslimin yang mengirim surat kepada kaum Qureisy, melalui seorang perempuan bernama Sarah, seorang penyanyi dan penghibur, yang ingin membocorkan rencana besar Rasul Allah saaw menaklukkan kota Makkah ini. Jibril memberitakan bahwa perempuan bersama suatu rombongan tengah bergerak menuju Makkah.

Mendengar itu Rasul Allah saaw memerintahkan kepada Imam Ali as, Miqdad dan Zubeir, untuk mengejar perempuan tersebut, menahannya dan mengambil surat itu darinya. Mereka bertiga berhasil mengejar rombongan tersebut, lalu menahan perempuan itu dan memintanya untuk menyerahkan suratnya. Akan tetapi perempuan tersebut membantah dan mengatakan bahwa ia tidak membawa surat apa pun.

Tentu saja Imam Ali as sama sekali tidak percaya omongan perempuan ini karena ia yakin seratus persen bahwa Jibril as tidak mungkin berbohong. Untuk itu beliau berkata dengan nada keras dan mengancam perempuan tersebut, jika tidak bersedia menyerahkan surat, terpaksa beliau akan menggeledahnya. Karena merasa takut maka perempuan itu pun menyerah dan mengeluarkan surat rahasia tersebut.

Penaklukan Kota Makkah

Setelah kaum musyrikin Qureisy melanggar perjanjian damai dengan Rasul Allah saaw, dan setelah utusan mereka yaitu Abu Sufyan, gagal meminta maaf dari Rasul Allah saaw, dan kembali ke Makkah dengan tangan hampa, Rasul Allah saaw menyusun rencana rahasia untuk menaklukkan kota Makkah. Akan tetapi beliau tidak menginginkan adanya pertumpahan darah dalam hal ini. Untuk itulah beliau menyusun strategi dengan sangat rapi, dengan memperhitungkan tujuan beliau itu.

Rasul Allah saaw pun memulai gerakan besarnya ini tanpa seorang pun yang mengetahui dengan pasti tujuan beliau, selain sejumlah kecil orang kepercayaan beliau. Saat itu tanggal 10 Ramadlan. Beliau dan muslimin dalam keadaan berpuasa. Di tengah jalan beliau berbuka dengan meneguk air, dan meminta seluruh anggota pasukan untuk melakukan hal yang sama, dengan tujuan agar mereka memiliki kekuatan dan tidak lemah ketika berhadapan dengan musuh.

Setelah Rasul bergerak dari Madinah menuju Makkah, paman beliau, Abbas bin Abdulmuttalib, juga bergerak dari Makkah menuju Madinah untuk bergabung bersama Rasul Allah saaw. Sebagaimana diketahui, setelah Rasul Allah saaw dan muslimin berhijrah dari Makkah ke Madinah, Abbas bin Abdulmuttalib tetap berada di Makkah, tidak ikut berhijrah ke Madinah. Hal itu adalah atas permintaan Nabi saaw, dengan tujuan agar Abbas memata-matai semua kegiatan kaum musyrikin Quraisy dan menghinformasikannya kepada Rasul Allah saaw di Madinah.

Untuk itulah Abbas paman Rasul ini, menyembunyikan keislamannya dan menjalin hubungan yang baik dengan tokoh-tokoh Qureisy seperti Abu Sufyan dan lain-lain. Ketika Abbas menyongsong ke datangan Rasul Allah dan muslimin di tengah jalan antara Makkah dan Madinah, Abbas membawa serta Abu Sufyan dan seorang lagi tokoh Qureisy bernama Abdullah bin Abi Umayyah bin Al-Mughirah. Dua orang ini adalah yang paling getol memusuhi Rasul Allah saaw dan yang sangat aktif dalam usaha menggagalkan dakwah beliau. Setelah Abbas dan dua orang ini bergabung bersama Rasul Allah saaw, kedua orang tersebut ingin bertemu dengan Nabi, akan tetapi mereka tidak mendapat ijin untuk itu.

Ketika pasukan Islam sudah sampai di pinggiran kota Makkah, Rasul Allah saaw memerintahkan untuk menyalakan api di atas gunung dan bukit-bukit sekitar Makkah dari arah Madinah, dengan tujuan menciptakan rasa takut dipada penduduk Makkah. Beliau juga meminta agar setiap orang dari tentaranya membawa obor di tangan sehingga akan tampak sebuah garis memanjang dari api. Semua itu adalah untuk menunjukkan kepada penduduk Makkah bahwa yang datang kali ini adalah pasukan muslimin dalam jumlah yang besar. Rasul Allah saaw juga mengutus Abbas, paman beliau, untuk memberitakan kepada warga Makkah agar menyerah terhadap pasukan muslimin dan tidak mengadakan perlawanan.

Ringkas cerita, penduduk Makkah benar-benar merasa ketakutan melihat atau mendengar besarnya kekuatan pasukan muslimin, sehingga tak ada lagi semangat perlawanan dari mereka. Inilah memang yang dikehendaki oleh Rasul Allah saaw, yaitu penaklukan kota Makkah tanpa pertumpahan darah. Ketika masih berada di pinggiran Makkah dan sebelum memasuki kota ini, Rasul Allah saaw menerima Abu Sufyan di kemah beliau.

Diantara pembicaraan antara Rasul Allah saaw dan Abu Sufyan ialah bahwa Rasul Allah saaw berkata kepadanya, “Belum tibakah saatnya bagimu untuk meyakini bahwa tidak ada tuhan selain Allah?” Abu Sufyan berkata, “Sesungguhnyalah wahai Muhammad, betapa lembutnya hatimu, betapa mulianya dirimu dan betapa besarnya perhatianmu terhadap pertalian keluarga. Demi Allah, aku telah menyangka bahwa jika ada tuhan lain selain-Nya, maka aku tidak akan memerlukannya.” Kemudian Rasul Allah saaw berkata, “Belum tibakah saatnya bagimu untuk meyakini bahwa aku adalah utusan Allah?” Abu Sufyan menjawab, “Demi Allah tentang yang satu ini di hati masih ada ganjalan.”

Mendengar jawaban Abu Sufyan seperti itu, Abbas bin Abdulmuttalib yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut, marah dan membentak Abu Sufyan, “Menyerahlah dan bersaksilah bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, sebelum lehermu dipenggal.” Maka Abu Sufyan pun mengucapkan dua kalimat syahadah tersebut, dan Rasul Allah saaw pun menerima keislamannya yang seperti itu. Akan tetapi Rasul Allah saaw tetap meminta kepada Abbas agar tetap menjaga dan mengawasi Abu Sufyan karena orang ini masih belum bisa dipercaya.

Kemudian atas permintaan Rasul pula, Abbas membawa Abu Sufyan ke suatu tempat agak tinggi, di atas jalan yang akan dilalui oleh rombongan pasukan muslimin, agar menyaksikan kehebatan kekuatan muslimin ketika memasuki kota Makkah. Ketika Abu Sufyan menyaksikan masuk pasukan muslimin rombongan demi rombongan, sementara Abbas memberikan penjelasan kepadanya tentang ciri-ciri dan kehebatan pasukan muslimin, Abu Sufyan berkata, “Benar-benar hebat mereka itu. Demi Allah, kerajaan keponakanmu telah sedemikian besar dan kuat.” Abbas menjawab, ”Celaka kau Hei Abu Sufyan, ini bukan kerajaan, akan tetapi kenabian.”

Demikianlah Rasul Allah saaw dan pasukannya memasuki kota Makkah dengan penuh kewibawaan, tanpa pertumpahan darah, berkat strategi yang beliau rancang dengan sebaik-baiknya. Kemudian Rasul Allah saaw membebaskan Abu Sufyan untuk menemui tokoh-tokoh Makkah dan memastikan lagi kepada mereka untuk menyerah sepenuhnya dan tidak mengadakan perlawanan menghadapi pasukan muslimin. Akan tetapi, meskipun Rasul Allah saaw memerintahkan tentaranya untuk tidak memulai menyerang, kecuali jika diserang, beliau menjatuhkan hukuman mati untuk sepuluh orang dari penduduk Makkah, dan memerintahkan kepada pasukannya agar membunuh mereka, meskipun mereka berlindung di balik kain Ka’bah. Nama-nama sepuluh orang yang dijatuhi hukuman mati oleh Rasul Allah saaw ini ialah:

1- Ikrimah bin Abi Jahal 2- Hubar bin Aswad

3- Abdullah bin Abi Sarh 4- Qeis bin Hubabah Al-Kindi

5- Al-Huwairits bin Nuqainad 6- Shofwan bin Umayyah

7- Wahsyi bin Harb, pembunuh Sayidina Hamzah 8- Abdullah bin Zab’ari

9- Harits bin Thalalah 10- Abdullah bin Khathl

7 kali naik haji tidak dapat melihat Ka'bah

Sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, Hasan (bukan nama sebenarnya), mengajak ibunya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.

Sarah (juga bukan nama sebenarnya), sang Ibu, tentu senang dengan ajakan anaknya itu. Sebagai muslim yang mampu secara materi, mereka memang berkewajiban menunaikan ibadah Haji.

Segala perlengkapan sudah disiapkan. Singkatnya ibu anak-anak ini akhirnya berangkat ke tanah suci. Kondisi keduanya sehat wal afiat, tak kurang satu apapun. Tiba harinya mereka melakukan thawaf dengan hati dan niat ikhlas menyeru panggilan Allah, Tuhan Semesta Alam. “Labaik allahuma labaik, aku datang memenuhi seruanMu ya Allah”.

Hasan menggandeng ibunya dan berbisik, “Ummi undzur ila Ka’bah (Bu, lihatlah Ka’bah).” Hasan menunjuk kepada bangunan empat persegi berwarna hitam itu. Ibunya yang berjalan di sisi anaknya tak beraksi, ia terdiam. Perempuan itu sama sekali tidak melihat apa yang ditunjukkan oleh anaknya.

Hasan kembali membisiki ibunya. Ia tampak bingung melihat raut wajah ibunya. Di wajah ibunya tampak kebingungan. Ibunya sendiri tak mengerti mengapa ia tak bisa melihat apapun selain kegelapan. beberapakali ia mengusap-usap matanya, tetapi kembali yang tampak hanyalah kegelapan.

Padahal, tak ada masalah dengan kesehatan matanya. Beberapa menit yang lalu ia masih melihat segalanya dengan jelas, tapi mengapa memasuki Masjidil Haram segalanya menjadi gelap gulita. Tujuh kali Haji Anak yang sholeh itu bersimpuh di hadapan Allah. Ia shalat memohon ampunan-Nya. Hati Hasan begitu sedih. Siapapun yang datang ke Baitullah, mengharap rahmatNYA. Terasa hampa menjadi tamu Allah, tanpa menyaksikan segala kebesaran-Nya, tanpa merasakan kuasa-Nya dan juga rahmat-Nya.

Hasan tidak berkecil hati, mungkin dengan ibadah dan taubatnya yang sungguh-sungguh, Ibundanya akan dapat merasakan anugrah-Nya, dengan menatap Ka’bah, kelak. Anak yang saleh itu berniat akan kmebali membawa ibunya berhaji tahun depan. Ternyata nasib baik belum berpihak kepadanya.

Tahun berikutnya kejadian serupa terulang lagi. Ibunya kembali dibutakan di dekat Ka’bah, sehingga tak dapat menyaksikan bangunan yang merupakan symbol persatuan umat Islam itu. Wanita itu tidak bisa melihat Ka’bah.

Hasan tidak patah arang. Ia kembali membawa ibunya ke tanah suci tahun berikutnya.

Anehnya, ibunya tetap saja tak dapat melihat Ka’bah. Setiap berada di Masjidil Haram, yang tampak di matanya hanyalah gelap dan gelap. Begitulah keganjilan yang terjadi pada diri Sarah. hingga kejadian itu berulang sampai tujuh kali menunaikan ibadah haji.

Hasan tak habis pikir, ia tak mengerti, apa yang menyebabkan ibunya menjadi buta di depan Ka’bah. Padahal, setiap berada jauh dari Ka’bah, penglihatannya selalu normal. Ia bertanya-tanya, apakah ibunya punya kesalahan sehingga mendapat azab dari Allah SWT ?. Apa yang telah diperbuat ibunya, sehingga mendapat musibah seperti itu ? Segala pertanyaan berkecamuk dalam dirinya. Akhirnya diputuskannya untuk mencari seorang alim ulama, yang dapat membantu permasalahannya.

Beberapa saat kemudian ia mendengar ada seorang ulama yang terkenal karena kesholehannya dan kebaikannya di Abu Dhabi (Uni Emirat). Tanpa kesulitan berarti, Hasan dapat bertemu dengan ulama yang dimaksud.

Ia pun mengutarakan masalah kepada ulama yang saleh ini. Ulama itu mendengarkan dengan seksama, kemudian meminta agar Ibu dari hasan mau menelponnya. anak yang berbakti ini pun pulang. Setibanya di tanah kelahirannya, ia meminta ibunya untuk menghubungi ulama di Abu Dhabi tersebut. Beruntung, sang Ibu mau memenuhi permintaan anaknya. Ia pun mau menelpon ulama itu, dan menceritakan kembali peristiwa yang dialaminya di tanah suci. Ulama itu kemudian meminta Sarah introspeksi, mengingat kembali, mungkin ada perbuatan atau peristiwa yang terjadi padanya di masa lalu, sehingga ia tidak mendapat rahmat Allah. Sarah diminta untuk bersikap terbuka, mengatakan dengan jujur, apa yang telah dilakukannya.

“Anda harus berterus terang kepada saya, karena masalah Anda bukan masalah sepele,” kata ulama itu pada Sarah.

Sarah terdiam sejenak. Kemudian ia meminta waktu untuk memikirkannya. Tujuh hari berlalu, akan tetapi ulama itu tidak mendapat kabar dari Sarah. Pada minggu kedua setelah percakapan pertama mereka, akhirnya Sarah menelpon. “Ustad, waktu masih muda, saya bekerja sebagai perawat di rumah sakit,” cerita Sarah akhirnya. “Oh, bagus…..Pekerjaan perawat adalah pekerjaan mulia,” potong ulama itu. “Tapi saya mencari uang sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara, tidak peduli, apakah cara saya itu halal atau haram,” ungkapnya terus terang. Ulama itu terperangah. Ia tidak menyangka wanita itu akan berkata demikian.

“Disana….” sambung Sarah, “Saya sering kali menukar bayi, karena tidak semua ibu senang dengan bayi yang telah dilahirkan. Kalau ada yang menginginkan anak laki-laki, padahal bayi yang dilahirkannya perempuan, dengan imbalan uang, saya tukar bayi-bayi itu sesuai dengan keinginan mereka.”

Ulama tersebut amat terkejut mendengar penjelasan Sarah.
“Astagfirullah……” betapa tega wanita itu menyakiti hati para ibu yang diberi amanah Allah untuk melahirkan anak. bayangkan, betapa banyak keluarga yang telah dirusaknya, sehingga tidak jelas nasabnya.

Apakah Sarah tidak tahu, bahwa dalam Islam menjaga nasab atau keturunan sangat penting.

Jika seorang bayi ditukar, tentu nasabnya menjadi tidak jelas. Padahal, nasab ini sangat menentukan dala perkawinan, terutama dalam masalah mahram atau muhrim, yaitu orang-orang yang tidak boleh dinikahi.

“Cuma itu yang saya lakukan,” ucap Sarah.
“Cuma itu ? tanya ulama terperangah. “Tahukah anda bahwa perbuatan Anda itu dosa yang luar biasa, betapa banyak keluarga yang sudah Anda hancurkan !”. ucap ulama dengan nada tinggi.

“Lalu apa lagi yang Anda kerjakan ?” tanya ulama itu lagi sedikit kesal.
“Di rumah sakit, saya juga melakukan tugas memandikan orang mati.”
“Oh bagus, itu juga pekerjaan mulia,” kata ulama.

“Ya, tapi saya memandikan orang mati karena ada kerja sama dengan tukang sihir.”
“Maksudnya ?”. tanya ulama tidak mengerti.

“Setiap saya bermaksud menyengsarakan orang, baik membuatnya mati atau sakit, segala perkakas sihir itu sesuai dengan syaratnya, harus dipendam di dalam tanah. Akan tetapi saya tidak menguburnya di dalam tanah, melainkan saya masukkan benda-benda itu ke dalam mulut orang yang mati.”

“Suatu kali, pernah seorang alim meninggal dunia. Seperti biasa, saya memasukkan berbagai barang-barang tenung seperti jarum, benang dan lain-lain ke dalam mulutnya. Entah mengapa benda-benda itu seperti terpental, tidak mau masuk, walaupun saya sudah menekannya dalam-dalam. Benda-benda itu selalu kembali keluar. Saya coba lagi begitu seterusnya berulang-ulang. Akhirnya, emosi saya memuncak, saya masukkan benda itu dan saya jahit mulutnya. Cuma itu dosa yang saya lakukan.”

Mendengar penuturan Sarah yang datar dan tanpa rasa dosa, ulama itu berteriak marah.

“Cuma itu yang kamu lakukan ? Masya Allah….!!! Saya tidak bisa bantu anda. Saya angkat tangan”.

Ulama itu amat sangat terkejutnya mengetahui perbuatan Sarah. Tidak pernah terbayang dalam hidupnya ada seorang manusia, apalagi ia adalah wanita, yang memiliki nurani begitu tega, begitu keji. Tidak pernah terjadi dalam hidupnya, ada wanita yang melakukan perbuatan sekeji itu.

Akhirnya ulama itu berkata, “Anda harus memohon ampun kepada Allah, karena hanya Dialah yang bisa mengampuni dosa Anda.”

Bumi menolaknya. Setelah beberapa lama, sekitar tujuh hari kemudian ulama tidak mendengar kabar selanjutnya dari Sarah. Akhirnya ia mencari tahu dengan menghubunginya melalui telepon. Ia berharap Sarah t elah bertobat atas segala yang telah diperbuatnya. Ia berharap Allah akan mengampuni dosa Sarah, sehingga Rahmat Allah datang kepadanya. Karena tak juga memperoleh kabar, ulama itu menghubungi keluarga Hasan di mesir. Kebetulan yang menerima telepon adalah Hasan sendiri. Ulama menanyakan kabar Sarah, ternyata kabar duka yang diterima ulama itu.

“Ummi sudah meninggal dua hari setelah menelpon ustad,” ujar Hasan.

Ulama itu terkejut mendengar kabar tersebut.

“Bagaimana ibumu meninggal, Hasan ?”. tanya ulama itu.

Hasanpun akhirnya bercerita : Setelah menelpon sang ulama, dua hari kemudian ibunya jatuh sakit dan meninggal dunia. Yang mengejutkan adalah peristiwa penguburan Sarah. Ketika tanah sudah digali, untuk kemudian dimasukkan jenazah atas ijin Allah, tanah itu rapat kembali, tertutup dan mengeras. Para penggali mencari lokasi lain untuk digali. Peristiwa itu terulang kembali. Tanah yang sudah digali kembali menyempit dan tertutup rapat. Peristiwa itu berlangsung begitu cepat, sehingga tidak seorangpun pengantar jenazah yang menyadari bahwa tanah itu kembali rapat. Peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Para pengantar yang menyaksikan peristiwa itu merasa ngeri dan merasakan sesuatu yang aneh terjadi. Mereka yakin, kejadian tersebut pastilah berkaitan dengan perbuatan si mayit.

Waktu terus berlalu, para penggali kubur putus asa dan kecapaian karena pekerjaan mereka tak juga usai. Siangpun berlalu, petang menjelang, bahkan sampai hampir maghrib, tidak ada satupun lubang yang berhasil digali. Mereka akhirnya pasrah, dan beranjak pulang. Jenazah itu dibiarkan saja tergeletak di hamparan tanah kering kerontang.

Sebagai anak yang begitu sayang dan hormat kepada ibunya, Hasan tidak tega meninggalkan jenazah orang tuanya ditempat itu tanpa dikubur. Kalaupun dibawa pulang, rasanya tidak mungkin. Hasan termenung di tanah perkuburan seorang diri.

Dengan ijin Allah, tiba-tiba berdiri seorang laki-laki yang berpakaian hitam panjang, seperti pakaian khusus orang Mesir. Lelaki itu tidak tampak wajahnya, karena terhalang tutup kepalanya yang menjorok ke depan. Laki-laki itu mendekati Hasan kemudian berkata padanya,” Biar aku tangani jenazah ibumu, pulanglah!”. kata orang itu.

Hasan lega mendengar bantuan orang tersebut, Ia berharap laki-laki itu akan menunggu jenazah ibunya. Syukur-syukur mau menggali lubang untuk kemudian mengebumikan ibunya.

“Aku minta supaya kau jangan menengok ke belekang, sampai tiba di rumahmu, “pesan lelaki itu.

Hasan mengangguk, kemudian ia meninggalkan pemakaman. Belum sempat ia di luar lokasi pemakaman, terbersit keinginannya untuk mengetahui apa yang terjadi dengan kenazah ibunya.

Sedetik kemudian ia menengok ke belakang. Betapa pucat wajah Hasan, melihat jenazah ibunya sudah dililit api, kemudian api itu menyelimuti seluruh tubuh ibunya. Belum habis rasa herannya, sedetik kemudian dari arah yang berlawanan, api menerpa wajah Hasan. Hasan ketakutan. Dengan langka h seribu, ia pun bergegas meninggalkan tempat itu.

Demikian yang diceritakan Hasan kepada ulama itu. Hasan juga mengaku, bahwa separuh wajahnya yang tertampar api itu kini berbekas kehitaman karena terbakar. Ulama itu mendengarkan dengan seksama semua cerita yang diungkapkan Hasan. Ia menyarankan, agar Hasan segera beribadah dengan khusyuk dan meminta ampun atas segala perbuatan atau dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh ibunya. Akan tetapi, ulama itu tidak menceritakan kepada Hasan, apa yang telah diceritakan oleh ibunya kepada ulama itu.

Ulama itu meyakinkan Hasan, bahwa apabila anak yang soleh itu memohon ampun dengan sungguh-sungguh, maka bekas luka di pipinya dengan ijin Allah akan hilang. Benar saja, tak berapa lama kemudian Hasan kembali mengabari ulama itu, bahwa lukanya yang dulu amat terasa sakit dan panas luar biasa, semakin hari bekas kehitaman hilang. Tanpa tahu apa yang telah dilakukan ibunya selama hidup, Hasan tetap mendoakan ibunya. Ia berharap, apapun perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh ibunya, akan diampuni oleh Allah SWT.

Kamis, 22 Januari 2009

Melihat Rasulullah

Foto Kubah Hijau, di bawah kubah hijau adalah Makam Rasulullah SAWDiriwatkan bahwa Abu Yazid dikenal sebagai seorang ahli sufi. Ia wafat dan dikubur di negeri Irak. Kuburnya tidak putus diziarahi setiap saat dan waktu. Pada suatu hari, seorang pejabat kenamaan datang melihat orang orang yang berziarah ke kubur Abu Yazid. Di antara kerumunan orang banyak ia bertanya: "Apakah di antara kalian yang berziarah ini ada yang pernah hidup semasa dengan Abu Yazid?" Lalu, ada seorang tua mengacungkan tangan dan menjawab: "Ya tuan, saya pernah hidup semasa dengan Abu Yazid dan selalu mengikuti majelis taklim beliau dan mendengarkan petuah-petuah dari beliau". Pejabat tadi bertanya lagi: "Apa yang pernah dikatakan Abu Yazid yang paling berkesan di hati anda?" Orang tua itu menjawab: "Ya, saya sangat terkesan dengan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Yazid, bahwa Rasulallah saw bersabda: "Barang siapa yang melihat aku tidak akan dibakar oleh api
neraka".

Sang pejabat tadi terkejut keheranan, apa betul yang dikatakan Abu Yazid itu
hadis Nabi saw? Ataukah Abu Yazid mengada-ada saja, karena sekian banyak
orang yang melihat Rasulallah saw sewaktu beliau masih hidup, tetapi jelas
akan dibakar oleh api neraka seperti Abu Lahab dan Abu Jahal umpamanya.
Orang tua itu menjawab lagi: "Betul apa yang tuan katakan itu, banyak orang
yang melihat Rasulallah pada waktu beliau masih hidup, seperti Abu Jahal,
Abu Lahab, dan kafir Qurisy lainnya tetapi mereka tetap dibakar oleh api
neraka, karena mereka hanya melihatnya sebagai Muhammad manusia biasa yang
makan, minum, tidur dan istirahat, mereka meliahatnya sebagai anak yatim
yang diasuh oleh Abu Thalib, mereka melihatnya hanya sebagai pengembala
kambing, bahkan yang lebih jahat lagi mereka melihatnya sebagai musuh yang
bisa merusak agama dan aqidah mereka, mereka tidak pernah melihat beliau
sebagai Rasulullah saw". Demikian jawaban orang tua tadi.
Di sini kita tidak membicarakan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Yazid,
tetapi sedikit memberikan komentar dari jawaban orang tua tadi bahwa Abu
Jahal atau Abu Lahab dan kafir Quraish tidak pernah melihat Rasulullah saw,
yang ia lihat hanyalah Muhammad bin Abdillah manusia biasa, yang makan,
minum dan tidur. Mereka melihatnya sebagai anak yatim yang diasuh oleh Abu
Thalib bahkan mereka melihatnya sebagai musuh dan seterusnya.
Inilah seharusnya yang menjadi pemikiran seorang beriman, apakah memandang
beliau sebagai sosok seorang Rasul? Ataukah memandang beliau hanya sebagai
manusia biasa? Seorang muslim hendaknya memandang sosok Muhammad bin
Abdillah adalah Rasulullah saw, utusan Allah, kekasih Allah, pembawa kabar
gembira, pemberi peringatan, penegak agama Allah, pejuang yang gigih dan
pembawa cahaya dan rahmat bagi alam semesta bukan hanya Muhammad bin
Abdullah yang lahir di Makkah.
"Telah ada pada diri Rasul itu suri tauladan yang baik bagimu bagi orang
mengharap rahmat dari Allah" al-ahzab

Tobatnya Seorang Penjina

Pada zaman Nabiullah Musa As, datanglah kepada Beliau seorang wanita untuk bertobat kepada Allah atas semua kesalahan yang telah dia perbuat selama ini.Wanita tersebut berkata:" Wahai Nabiullah, saya jauh-jauh datang kesini hanya untuk bertaubat kepada Allah, mohonkan Taubatku diterima oleh-Nya". Nabi Musa AS, berkata:" Gerangan dosa apakah yang telah engkau perbuat, hingga engkau ingin bertaubat kepada Allah SWT?". Wanita tersebut berkata kembali:" Aku telah berzina dengan seseorang dan telah melahirkan seorang bayi, karena rasa malu dan takut diketahui oleh orang lain, maka aku bunuh bayi terserbut".

Demi mendengar itu semua, Nabi Musa sangatlah marah, lalu Beliau berkata:" Pergilah engkau, jangan kau bakar aku dengan api neraka yang diakibatkan oleh perbuatanmu itu!!". Wanita tersebut menangis lalu berkata:" Wahai Nabi Allah, tidakkah aku dapat bertaubat kepada Allah, dan aku berjanji tidak akan mengulangi semuanya itu". Nabi Musa AS, masih dalam keadaan marah mengusir wanita tersebut sambil berkata:" Dosamu terlalu besar dan tidak bisa dimaafkan".

Lalu pulanglah wanita tersebut sambil menangis. Tidak lama dari kejadian tersebut, datanglah Malaikat jibril kepada Nabi Musa AS. Jibril berkata:" Wahai Musa, Allah telah menengurmu, mengapa engkau tolak tobatnya wanita tersebut, padahal wanita tersebut telah benar-benar mengakui kesalahan dan menyesal atas semua kesalahannya itu, dia ingin kembali ke jalan yang benar, harusnya Engkau membimbingnya bukannya mengusirnya!!!".

Demi mendengar itu semua, Nabi Musa berkata:" Dosa wanita tersebut terlalu besar wahai Jibril, dan Aku tidak yakin Allah akan mengampuni dosa tersebut". Jibril berkata:" Allah maha pengampun lagi maha mendengar taubat dari Hamba-Nya yang benar-benar ingin bertaubat, Bahkan dosa yang lebih besar dari itupun Allah pasti akan mengampuninya".

Berkata Nabi Musa AS:" Dosa apakah yang lebih besar daripada dosa wanita yang telah berzina dan membunuh anak dari hasil perzinahan tersebut, Ya Jibril???". Jibril menjawab:" Seseorang yang meninggalkan Sholat dengan sengaja". Mendengar itu semua Nabi Musa menangis dan dia menyesal atas kekeliruan yang telah Beliau lakukan kepada wanita yang benar-benar ingin bertaubat.

Dalam Al Quran telah dinyatakan :

QS An-Nisaa : 110. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Al Maa'idah : 74. Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya ?. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

Asal Usul Hajar Aswad

Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya membina Kaabah banyak kekurangan yang dialaminya. Pada mulanya Kaabah itu tidak ada bumbung dan pintu masuk. Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail bertungkus kumus untuk menjayakan pembinaannya dengan mengangkut batu dari berbagai gunung.

Dalam sebuah kisah disebutkan apabila pembinaan Kaabah itu selesai, ternyata Nabi Ibrahim masih merasakan kekurangan sebuah batu lagi untuk diletakkan di Kaabah. Nabi Ibrahim berkata Nabi Ismail berkata, "Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia."

Kemudian Nabi Ismail a.s pun pergi dari satu bukit ke satu bukit untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail a.s sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang malaikat Jibril a.s memberikan sebuah batu yang cantik.

Nabi Ismail dengan segera membawa batu itu kepada Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s. merasa gembira melihat batu yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali. Kemudian Nabi Ibrahim a.s bertanya, "Dari mana kamu dapat batu ini?"

Nabi Ismail berkata, "Batu ini kuterima daripada yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril)."

Nabi Ibrahim mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail a.s. Sehingga sekarang Hajar Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah.

Siapa saja yang bertawaf di Kaabah disunnahkan mencium Hajar Aswad. Beratus ribu kaum muslimin berebut ingin mencium Hajar Aswad itu, yang tidak mencium cukuplah dengan memberikan isyarat lambaian tangan saja.

Ada riwayat menyatakan bahwa dulunya batu Hajar Aswad itu putih bersih, tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang menziarahi Kaabah, ia menjadi hitam seperti terdapat sekarang. Wallahu a'alam.

Apabila manusia mencium batu itu maka timbullah perasaan seolah-olah mencium ciuman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Ingatlah wahai saudara-saudaraku, Hajar Aswad itu merupakan tempat diperkenan doa.

Bagi yang ada kelapangan, berdoalah di sana, Insya Allah doanya akan dikabulkan oleh Allah. Jagalah hati kita sewaktu mencium Hajar Aswad supaya tidak menyekutukan Allah, sebab tipu daya syaitan kuat di Tanah Suci Mekah.

Ingatlah kata-kata Khalifah Umar bin Al-Khattab apabila beliau mencium batu itu (Hajar Aswad) : "Aku tahu, sesungguhnya engkau hanyalah batu biasa. Andaikan aku tidak melihat Rasulullah S.A.W menciummu, sudah tentu aku tidak akan melakukan (mencium Hajar Aswad)."

Rabu, 21 Januari 2009

Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy

Suatu petang, di Tahun 1525. Penjara tempat tahanan orang-orang di situ terasa hening mencengkam. Jeneral Adolf Roberto, pemimpin penjara yang terkenal bengis, tengah memeriksa setiap kamar tahanan.

Setiap banduan penjara membongkokkan badannya rendah-rendah ketika ‘algojo penjara’ itu melintasi di hadapan mereka. Kerana kalau tidak, sepatu ‘boot keras’ milik tuan Roberto yang fanatik Kristian itu akan mendarat di wajah mereka. Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar seseoran mengumandangkan suara-suara yang amat ia benci. “Hai…hentikan suara jelekmu! Hentikan…!” Teriak Roberto sekeras-kerasnya sambil membelalakkan mata. Namun apa yang terjadi? Laki-laki di kamar tahanan tadi tetap saja bersenandung dengan khusyu’nya. Roberto bertambah berang. Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yang luasnya tak lebih sekadar cukup untuk satu orang.

Dengan marah ia menyemburkan ludahnya ke wajah tua sang tahanan yang keriput hanya tinggal tulang. Tak puas sampai di situ, ia lalu menyucuh wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dengan rokoknya yang menyala. Sungguh ajaib… Tak terdengar secuil pun keluh kesakitan. Bibir yang pucat kering milik sang tahanan amat galak untuk meneriakkan kata Rabbi, wa ana ‘abduka… Tahanan lain yang menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata, “Bersabarlah wahai ustaz…InsyaALlah tempatmu di Syurga.”

Melihat kegigihan orang tua yang dipanggil ustaz oleh sesama tahanan, ‘algojo penjara’ itu bertambah memuncak marahnya. Ia memerintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu keras-kerasnya sehingga terjerembab di lantai.

“Hai orang tua busuk! Bukankah engkau tahu, aku tidak suka bahasa hinamu itu?! Aku tidak suka apa-apa yang berhubung dengan agamamu! Ketahuilah orang tua dungu, bumi Sepanyol ini kini telah berada dalam kekuasaan bapa kami, Tuhan Jesus. Anda telah membuat aku benci dan geram dengan ’suara-suara’ yang seharusnya tidak didengari lagi di sini. Sebagai balasannya engkau akan kubunuh. Kecuali, kalau engkau mahu minta maaf dan masuk agama kami.”

Mendengar “khutbah” itu orang tua itu mendongakkan kepala, menatap Roberto dengan tatapan yang tajam dan dingin. Ia lalu berucap,

“Sungguh…aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yang amat kucintai, ALlah. Bila kini aku berada di puncak kebahagiaan karena akan segera menemuiNya, patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk? Jika aku turuti kemahuanmu, tentu aku termasuk manusia yang amat bodoh.”

Sejurus sahaja kata-kata itu terhenti, sepatu lars Roberto sudah mendarat di wajahnya. Laki-laki itu terhuyung. Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dengan wajah berlumuran darah. Ketika itulah dari saku baju penjaranya yang telah lusuh, meluncur sebuah ‘buku kecil’. Adolf Roberto berusaha
memungutnya. Namun tangan sang Ustaz telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya erat-erat. “Berikan buku itu, hai laki-laki dungu!” bentak Roberto.

“Haram bagi tanganmu yang kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh barang suci ini!”ucap sang ustaz dengan tatapan menghina pada Roberto. Tak ada jalan lain, akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk mendapatkan buku itu. Sepatu lars seberat dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak jari-jari tangan sang ustaz yang telah lemah.

Suara gemeretak tulang yang patah terdengar menggetarkan hati. Namun tidak demikian bagi Roberto. Laki-laki bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak tulang yang terputus. Bahkan ‘algojo penjara’ itu merasa lebih puas lagi ketika melihat tetesan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yang telah hancur.

Setelah tangan tua itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yang membuatnya baran. Perlahan Roberto membuka sampul buku yang telah lusuh. Mendadak algojo itu termenung.

“Ah…seperti aku pernah mengenal buku ini. Tetapi bila? Ya, aku pernah mengenal buku ini.”

Suara hati Roberto bertanya-tanya. Perlahan Roberto membuka lembaran pertama itu. Pemuda berumur tiga puluh tahun itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan-tulisan “aneh” dalam buku itu. Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu. Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Sepanyol.

Akhirnya Roberto duduk di samping sang ustaz yang sedang melepaskan nafas-nafas terakhirnya. Wajah bengis sang algojo kini diliputi tanda tanya yang dalam. Mata Roberto rapat terpejam. Ia berusaha keras mengingat peristiwa yang dialaminya sewaktu masih kanak-kanak.

Perlahan, sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto. Pemuda itu teringat ketika suatu petang di masa kanak-kanaknya terjadi kekecohan besar di negeri tempat kelahirannya ini. Petang itu ia melihat peristiwa yang mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia). Di tempat itu tengah berlangsung pesta darah dan nyawa. Beribu-ribu jiwa tak berdosa gugur di bumi Andalusia.

Di hujung kiri lapangan, beberapa puluh wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang-tiang besi yang terpancang tinggi. Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin petang yang kencang, membuat pakaian muslimah yang dikenakan berkibar-kibar di udara. Sementara, di tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup-hidup pada tiang-tiang salib, hanya karena tidak mahu memasuki agama yang dibawa oleh para rahib.

Seorang kanak- kanak laki-laki comel dan tampan, berumur sekitar tujuh tahun, malam itu masih berdiri tegak di lapangan Inkuisisi yang telah senyap. Korban-korban kebiadaban itu telah syahid semua. Kanak kanak comel itu melimpahkan airmatanya menatap sang ibu yang terkulai lemah di tiang gantungan. Perlahan-lahan kanak - kanak itu mendekati tubuh sang ummi yang tak sudah bernyawa, sambil menggayuti abinya. Sang anak itu berkata dengan suara parau, “Ummi, ummi, mari kita pulang. Hari telah malam. Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa….? Ummi, cepat pulang ke rumah ummi…”

Budak kecil itu akhirnya menangis keras, ketika sang ummi tak jua menjawab ucapannya. Ia semakin bingung dan takut, tak tahu apa yang harus dibuat . Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah. Akhirnya budak itu berteriak memanggil bapaknya, “Abi…Abi…Abi…” Namun ia segera terhenti berteriak memanggil sang bapa ketika teringat petang kelmarin bapanya diseret dari rumah oleh beberapa orang berseragam.

“Hai…siapa kamu?!” jerit segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati budak tersebut. “Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi…” jawabnya memohon belas kasih. “Hah…siapa namamu budak, cuba ulangi!” bentak salah seorang dari mereka. “Saya Ahmad Izzah…” dia kembali menjawab dengan agak kasar. Tiba-tiba “Plak! sebuah tamparan mendarat di pipi si kecil. “Hai budak…! Wajahmu cantik tapi namamu hodoh. Aku benci namamu. Sekarang kutukar namamu dengan nama yang lebih baik. Namamu sekarang ‘Adolf Roberto’…Awas! Jangan kau sebut lagi namamu yang buruk itu. Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!” ancam laki-laki itu.”

Budak itu mengigil ketakutan, sembari tetap menitiskan air mata. Dia hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya keluar lapangan Inkuisisi. Akhirnya budak tampan itu hidup bersama mereka.

Roberto sedar dari renungannya yang panjang. Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan. Secepat kilat dirobeknya baju penjara yang melekat pada tubuh sang ustaz. Ia mencari-cari sesuatu di pusat laki-laki itu. Ketika ia menemukan sebuah ‘tanda hitam’ ia berteriak histeria, “Abi…Abi…Abi…” Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu. Fikirannya terus bergelut dengan masa lalunya. Ia masih ingat betul, bahwa buku kecil yang ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapanya, yang dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya. Ia jua ingat betul ayahnya mempunyai ‘tanda hitam’ pada bahagian pusat.

Pemuda bengis itu terus meraung dan memeluk erat tubuh tua nan lemah. Tampak sekali ada penyesalan yang amat dalam atas tingkah-lakunya selama ini. Lidahnya yang sudah berpuluh-puluh tahun lupa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut, “Abi… aku masih ingat alif, ba, ta, tha…” Hanya sebatas kata itu yang masih terakam dalam benaknya.

Sang ustaz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yang membasahi wajahnya. Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat seseorang yang tadi menyeksanya habis-habisan kini sedang memeluknya. “Tunjuki aku pada jalan yang telah engkau tempuhi Abi, tunjukkan aku pada jalan itu…” Terdengar suara Roberto meminta belas.

Sang ustaz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, lalu memejamkan matanya. Air matanya pun turut berlinang. Betapa tidak, jika setelah puluhan tahun, ternyata ia masih sempat berjumpa dengan buah hatinya, di tempat ini. Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran Allah.

Sang Abi dengan susah payah masih boleh berucap. “Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dengan Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy. Belajarlah engkau di negeri itu,” Setelah selesai berpesan sang ustaz menghembuskan nafas terakhir dengan berbekal kalimah indah “Asyahadu anla IllaahailALlah, wa asyahadu anna Muhammad Rasullullah…’. Beliau pergi dengan menemui Rabbnya dengan tersenyum, setelah sekian lama berjuang dibumi yang fana ini.

Kini Ahmah Izzah telah menjadi seorang alim di Mesir. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk agamanya, ‘Islam, sebagai ganti kekafiran yang di masa muda sempat disandangnya. Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru berguru dengannya…”

Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy.

Benarlah firman Allah…

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama ALlah, tetaplah atas fitrah ALlah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah ALlah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS>30:30)

Syeikh Al-Islam Turki yang terakhir iaitu As-Syeikh Mustafa Al Basri telah menegaskan dalam bukunya …

Sekularisma yang memisahkan ajaran agama dengan kehidupan dunia merupakan
jalan paling mudah untuk menjadi murtad.